Cari Blog Ini

Minggu, 24 Mei 2020

Riyaden 2020: Nasib Si Jomblo



     Lebaran kali ini menjadi lebaran istimewa dan mungkin berbeda, bagaimana tidak? Wong riyaden tahun rong ewu rong puluh, tangis mblabar nek endi2 sampe lali rasane legi'ne pengapura.
Banyak tradisi yang harus diminimkan, termasuk jalan-jalan mengusuri rumah-kerumah demi permen kesayangan.
     Tapi syukurlah biasanya kalau lebaran Sikil e poklek sebab, keliling kampung hanya bondo  sandal jepit, sekarang di era covid'19 tradisi maaf memaafkan dibatasi hanya 3 RT dalam satu desa untuk berkumpul.
     Oke tidak apa-apa, karena memang keadaan yang tidak dapat dikendalikan. Ada yang lucu di lebaran ini, hehe
Pasti sudah merasakan lebarannya Orang jomblo kayak apa? Sudah biasa dapat pertanyaan Kapan Rabi? Kapan ndue gandengan?
Kalo saya bukan itu, khusus tahun niki.
Sebut saja dia kurcil, saat itu kami melangkah bersama rombongan pasukan penyerbu jajan, kebetulan saja singgah kerumah salah satu embah tertua di desa, lahannya luas jadi ya kumpul ruame tetap lapang sekitarnya...
Meskipun nggak serame biasanya :(Percakapannya sedikit menyakitkan hati huhuuu .. Kampret)

Kurcil : Mbak
Aku : Dalem
Kurcil : Bar Bodho kui ora oleh srengen?
Aku : ya
Kurcil : mbak smean tak omongi
Aku : opo ye?
Kurcil : Smean kui barengan e masku to?
Aku : ya, barenganku masem
Kurcil : Masku anak e wis dua (sambil menunjukkan jumlah dua di jari) trus mbak e kancaku wes nikah
Aku : Trus ?
Kurcil : Lha smean kok ra nikah leh? Kok malah Dolananan Karambol nek Langgar? Gak oleh srengen lo ya
Aku : (Ambekan dowo, pingin tak sambel pecel kurcil iki)
(Bodho: Lebaran, Srengen: Marah, Em:Mu)

Bayangkan saja, naik darah atau naik tangga? Satu krumunan menertawakan kejombloanku gara-gara kurcil.
Lebaran kali ini istimewa, menujukan bahwa kebersamaan tanpa bersama itu bisa dan tak kalah syahdu meskipun sendu juga menjadi warna meskipun berupa warna kelabu.
Masih ada aku, dalam ponselmu (kata dia, Eaa..)
Tetap sabar yang diperantauan, kalian terbaik dengan mengikuti intruksi dari pemerintah.


Sandal Jepit

Selasa, 12 Mei 2020

Daring Or Garing ?


Kita tahu mitokondria yang tak menghasilkan energi banyak
Lemas, lesu meninggalkan lelah tak berjejak
Bukan puasa dikeluhkan
Atau harapan yang tak kunjung datang
Namun sistem daring
Membuat diri asing dengan identitas diri
Bukan problematika, bukan pula menghindar teknologi zaman
Bukan !
Tuntutan zaman serta keadaan mendesak
Menjadikan daring sebagai jalan keluar
Belajar di rumah aja menjadi opsi utama
Memutus rantai penyebaran bala'
Menjadikan diri menahan diri
Why?
Faktanya dalam belajar daring
Menguras kuota juga emosi
Ditambah duit yang semakin menipis
Manipulasi aktif demi nilai tinggi
And than
Jangan lupa saat daring wajib salam pembuka lalu menjawab salam penutup.
Diskusi cuma ilusi, apalagi argumentasi huh..
Kuliah buka group, tapi chatnya sama doi
Bener kan?
Tugas datang bergilir
Silih berganti tiada henti
Bagai air yang mengalir 'tak pernah bertemu muara hilir
Protein dan vitamin yang seharusnya dikonsumsi
Apalah daya, jika penghasilan sudah terhenti
Kuota terus menggerogoti


Kantong kering, 12 mei 2020